Teknik Perbanyakan Kopi secara Generatif
KATA PENGANTAR

Praktikum yang dilakukan oleh penulis kali ini merupakan praktikum yang berisi sejumlah rangkaian penelitian. Dari berbagai penelitian yang dilakukan oleh penulis inilah yang dijadikan 1 dalam laporan ini.
Akhir kata dari pembuka laporan ini, penulis mengharapkan kritik dan saran dari teman-teman mahasiswa dan dosen-dosen pembimbing demi penyempurnaan laporan ini. Terima kasih atas perhatiannya.
BAB.I PENDAHULUAN
A. TUJUANMahasiswa diharapkan mampu:
1. Melakukan persemaian bibit kopi robusta dan ekselsa.
2. Menentukan kriteria buah/biji yang bisa dijadikan benih.
3. Mengetahui daya kecambah bibit kopi.
4. Menjelaskan penyediaan bibit secara generatif.
5. Mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh pada persemaian.
B. DASAR TEORI
Persemaian benih merrupakan perbanyakan secara generatif. Pembibitan merupakan langkah awal yang sangat menentukan keberhasilan budidaya tannaman kopi. Pada dasarnya, bibit untuk keperluan budidaya tanaman kopi bias dibedakan menjadi dua, yaitu bibit vegetatif dan bibit generatif. Bibit generatif diperoleh denga cara menyemaikan benih. Bibit semai boleh digunakan, asalkan bibit tersebut berasal dari benih hasil persilangan pertama (hibrida) yang diperoleh dari penankar ang teerpercaya. Benih berasal dari tanaman yang yang sudah diisolasikan sehingga sifat unggulnya tidak tercenmar. Penanaman dengan benih yang dari kebun sendiri tidak disarankan karena biasannya sifat benih tersebut berbeda dengan innduknya. Akibatnya, keunggulan benih tidak dapat diduga.
Membuat benih sendiri dilakukan apabila akan membuat kebun kopi yang cukup luas sehingga diperlukkan bibit yang cukup banyak. Atau juga karena letak kebun yang sangat jauh dari tempat penjualan bibit sehingga menyulitkan pengangkutan. Membuat bibit sendiri memerlukan waktu lama dan keahlian khusus.
Untuk membuat bibit sendiri diperlukan tempat khusus. Tempat perrsemaian yang baru dibuka dan baru pertama kali akan digunakan harus disiapkan 15 bulan sebelum benih disemaikan. Selang waktu tersebut digunakan untuk menyiapkan pohon pelindung yang akan melindungi bibit.
Benih yang akan disemai tidak boleh berasal dari kebun sendiri atau tempat sembarangan, tetapi dari penangkar benih terpercaya.Benih yang akan disemai merupakan biiji kopi yang masih berkulit tanduk. Di tempat penangkarnya, benih ini diperoleh dengan cara memanen buah kopi yang sudah berwarna merah. Kemudian buah kopi dikups ssecarra hati-hati hingga daging buah terkelupas, tetapi kulitt tannduk yang keras masih membungkus biji. Lendir yang biasanya menempel pada kulit tanduk dihilangkan dengan cara diremas dalam abu gosok.
BAB II. METODOLOGI
A. Bedengan Persemaian1. Alat dan Bahan
a. Alat : Gergaji, Tang, Cangkul, Parang, Meteran, Kawat, Ayakan, Ember, Angkong, Gembor.
b. Bahan : Bambu, Welit, Tanah, Pasir, Pupuk kandang, Furadan, dan Air.
2. Prosedur Kerja
a. Persiapan alat dan bahan
b. Ukur bedengan dengan lebar 120 cm, panjang sesuai kebutuhan dan arah memanjang Utara-Selatan.
c. Cangkul media dengan kedalaman ± 30 cm.
d. Campur media menggunakan pupuk kandang.
e. Beri lapisan pasir setebal ± 5 cm.
f. Taburi media pesemaian menggunakan Furadan.
g. Potong dua bambu dengan panjang 175 cm untuk tiang depan dan dua bambu setinggi 125 cm untuk tiang belakang.
h. Buat atap bedengan yang terbuat dari welit dengan arah menghadap ke timur.
i. Pipihkan beberapa potong bambu untuk dinding persemaian dengan ketinggian ± 25 cm dari permukaan tanah.
j. Benamkan benih ke bedengan persemaian dengan posisi datar ( bagian bawah ) hingga punggngnya terbenam sedalam ± 0,5 cm.
k. Buat jarak tanam benih 3 x 10 cm.
l. Lakukan penyiraman setiap pagi dan sore tetapi jangan sampai airnya tergenang.
B. Seleksi Benih
1. Alat dan Bahan
Alat
• Bak
• Timba
• Karung
• Rafia
Bahan
• Biji Kopi
• Abu Gosok
• Fungisida
• Air
2. Prosedur kerja
1. Menentukan pohon yang buahnya akan dijadikan benih.
2. Mengambil bak penampung biji.
3. Memanen buah kopi yang berwarna merah dan memasukkannya kedalam bak.
4. Memasukkan buah kopi kedalam karung, dan mengikatnya dengan kuat.
5. Menyelupkan karung beserta isinya ke dalam bak yang berisi air.
6. Setelah dirasa cukup basah kemudian biji kopi dikupas dengan menginjak-injak sampai biji terkelupas.
7. Membuka ikatan karung dan mengeluarkan buah kopi dari karung serta memasukkannya ke dalam bak yang berisi air.
8. Sebagian biji yang belum terkelupas dikupas manual dengan tangan.
9. Melekukan sortasi, membuang biji kopi yang terapung.
10. Mencuci biji kopi sampai bersih.
11. Untuk menghilangkan lendir pada kulit tanduk, biji kopi dibersihkan dengan menggunakan abu gosok.
12. Setelah dirasa keset/tidak berlendir, biji kopi dicuci dengan air.
13. Melakukan sortasi untuk menentukan biji kopi yang akan dijadikan benih, biji kopi yang dipilih yang seragam dan bernas.
14. Merendam biji kopi dengan fungisida +/- 5 menit.
C. Penanaman benih dalam media persemaian
Prosedur Kerja
Menentukan jarak tanam sekitar 3 x 5 cm
Menyiram media dengan furadan.
Membuat lubang pada media persemaian
Membenamkan benih ke dalam lapisan pasir dengan cara menghadap ke bawah ( bagian halus di atas ).
Menutup rata benih dengan pasir hingga permukaannya rata.
Menutup media dengan mulsa dari jerami kering.
Menyiram bibit dalam media dengan air.
D. Perawatan dan pemeliharaan
Melakukan penyiraman 2x sehari.
Melakukan penyiangan terhadap gulma yang tumbuh di sekitar bibit.
Menyiram media dengan furadan untuk mencegah pertumbuhan jamur.
Meningkatkan intensitas sinar matahari dengan mengurangi atap untuk mencegah kondisi yang terlalu lembab.
E. Pengamatan terhadap bibit yang tumbuh
Membuka mulsa pada media.
Mengamati bibit yang tumbuh.
Menghitung jumlah benih yang sudah muncul kalus.
Menetukan percepatan tumbuh benih.
F. Persiapan Bedengan Pembibitan
Alat dan Bahan
Alat :
Gergaji
Parang
Linggis
Cangkul Bahan :
Bambu
Kawat
Waring-waring
Prosedur Pelaksanaan
1. Lakukan pemetaan lahan yang akan dibuat menjadi tempat pembibitan,
2. Ukurlah panjang lahan 5,5 meter, serta lebar 3 meter sehingga membentuk sebuah persegi panjang,
3. Gali lubang pada tanah di setiap sudut dan tengah pada sisi panjang dengan menggunakan linggis sedalam 20 cm,
4. Ukurlah panjang bambu 5,5 meter dan 3 meter masing-masing sebanyak 2 buah,
5. Kemudian ukurlah bambu 2 meter (1,8+ 0,2) untuk penyangga setiap sudut dan tengah sebanyak 6 buah, lalu bentuk kuncian pada atas bambu untuk menyambungkannya dengan bambu yang lain,
6. Masukkan keenam bambu berukuran 2 meter tersebut pada setiap lubang, kemudian padatkan tanah disekitar bambu,
7. Pasang kedua bambu 5,5 meter, lalu kaitkan pada kuncian pada bambu 2 meter agar kuat dengan menggunakan kawat,
8. Selanjutnya pasanglah kedua bambu untuk lebar dengan menggunakan kawat pada kuncian bambu tersebut, dan
9. Pasanglah wiwiran (penutup dari plastik) pada bagian atas.
G. Transplanting
I. Alat dan Bahan
Alat-alat yang di gunakan
• Cangkul
• Besi Pelubang Polibag
• Songket
• Bambu/ kayu
• Gembor
• Penggaris
• Neraca
Bahan-bahan yang digunakan
• Pupuk kandang
• Pasir
• Tanah
• Bibit kopi dalam stadia kepelan dan saerdadu
• Pupuk NPK
II. Prosedur Kerja
1.Persiapan Media (Polibag)
a. Menyiapkan alat dan bahan
b. Melubangi polibag menggunakan besi pelubang dengan jumlah 6 lubang
c. Membuat campuran tanah,pasir,dan pupuk kandang sebagai media dengan perbandingann 2:1:1
d. Mengaduk campuran secara merata menggunakan cangkul
e. Mengisi polibag yang telah di lubangi dengan campuran media dengan penuh
f. Meletakkan polibag yang sudah terisi media di tempat yang sudah ditetapkan secara rapi
g. Menyiram media sampai basah secara merata
2.Transplanting Bibit Kopi
a. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
b. Membuat lubang tanam pada polibag sedalam 15 cm dengan bamboo/ kayu
c. Menyongket bibit secara hati-hati jangan sampai akarnya patah
d. Menanam bibit pada polibag yang telah telah disiapkan secara hati-hati
e. Menimbum bibit dan sambil menarik bibit kopi agar akarnya tidak bengkok
f. Menyiram bibit yang telah ditransplanting secar merata
BAB III. DATA DAN PEMBAHASAN
Tempat persemaian
Langkah awal dalam proses pembibitan adalah menentukan tempat persemaian. Adapun syarat tempat tersebut adalah sebagai berikut :
1. Tempat persemaian dipilih dekat sumber air, mudah diawasi, bebas hewan ternak, bebas nematode dan dekat dengan pembibitan.
2. Arah bedengan memanjang ke Utara-Selatan agar penyinaran sinar matahari dapat mengenai seluruh bedengan persemaian.
Bedengan persemaian diberi lapisan pasir setebal 20 cm karena pasir merupakan media yang porus, pada saat benih tumbuh dan sampai pada stadium kepelan akarnya mencapai sekitar 8-15 cm dan akar tersebut bisa tumbuh optimal karena media tempat tumbuh akar tersebut terbuat dari pasir sehingga akar tidak mengalami stres.
Bedengan dibuat dengan panjang 260 cm dan lebar 120 cm. Atap naungan pada persemaian dibuat dengan ketinggian 175 cm di timur dan 125 cm di barat agar penyinaran pada pagi hari lebih optimal, sinar matahari pagi bisa masuk ke dalam bedengan sampai ± pukul 10.00. Sinar matahari pagi sangat berguna bagi pertumbuhan awal benih kopi. Bedengan diberi naungan dari welit untuk menghindari tetesan air hujan dan sinar matahari langsung.
Media perkecambahan hanya berasal dari pasir. Ini bertujuan agar memudahkan dalam pengambilan bibit sehingga terjadi kerusakan pada bibit. Selain itu apabila terjadi kelebihan dalam penyiraman akar tidak rusak. Media untuk menanam bibit harus subur dan gembur dengan demikian perakaran bibit dapat berkembang dengan baik.
Persiapan benih
Persiapan benih sangat diperlukan dalam teknik budidaya kopi. Dalam persiapan benih juga memperhitungkan kebutuhan benih dilapang, seperti daya tumbuh benih, seleksi bibit, kegagalan sambung, dan sulaman dilapang. Persiapan benih ini meliputi: Pemanenan, pengupasan, penyortiran dan perendaman biji. Yang lebih rincinya dijabarkan sebagai berikut:
1. Pemanenan buah.
Pemanenan dilakukan di kebun sendiri dari tanaman kopi robusta klon BP 42. Biji yang dipanen adalah biji yang sudah berwarna merah. Sebab biji yang berwarna merah sudah empunyai cadangan makanan untuk pembentukan embrio. Pada dasarnya tingkat kematangan buah sangat mempengaruhi perkecambahan benih. Benih yang dipanen sebelum tingkat kemasakan fisiologinya tercapai tidak mempunyai viabilitas tinggi (dapat mempertahankan kelangsungan pertunbuhan tanaman dan produksi yang optimal), diduga benih belum memiliki cadangan makanan yang cukup dan pembentukan embrio belum sempurna serta kemungkinan lain adalah biji busuk sebelum terjadi perkecambahan. Dalam pemanenan, buah kopi juga harus memperkirakan jumlah biji yang akan disemaikan. Dalam praktikum doperlukan biji kopi +/- 3 kg dari gelondong. Hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi cacatnya buah kopi sehingga pada akhirnya benih yang ada sesuai dengan keperluan/luas bedengan persemaian.
2. Pengupasan
Buah kopi yang telah dipanen kemudian dilakukan pengupasan. Dalam hal ini pengupasan adalah membuang kulit dan daging buah. Pada praktikum pengupasan dilakukan secara manual dengan memasukkan biji-biji kedalam karung, mencelupkannya kedalam air untuk kemudian dikupas dengan cara diinjak-injak. Hal ini berkaitan dengan efisiensi waktu, karena jika dikupas denga menggunakan tangan dapat dipastikan akan memakan waktu yang lama. Setelah biji terkelupas tampak diseluruh permukaan biji terbungkus oleh lendir, lendir ini harus dibersihkan dan unutuk membersihkannya digunakanlah abu gosok karena abu gosok memiliki tekstur kasar dan berdebu yang memudahkan dalam menghilangkan lendir. Pengupasa biji yang akan dijadikan benih ini bertujuan untuk mempercepat perkecambahan benih. Lendir pada biji kopi mengandung rasa sedikit manis sehingga jika tidak dibersihkan kemungkinan akan mengundang semut dan hama lainnya dalam persemaian. Selain itu jika benih disemai dalam keadaan masih berlendir, maka permukaan biji akan lembab dan menyebabkab biji berjamur. Hal inilah yang kemudian akan berpengaruh terhadap perkecambahan benih.
3. Sortasi
Sortasi bertujuan untuk memperoleh benih yang tingkat perkecambahannya seragam dan menghindari benih yang cacat. Seperti ukuran yang terlalu besar (kopi gajah), terlalu kecil, terbentuknya kopi lanang, dan kemungkinan kopi gabuk. Sortasi adalah pemisahan/pemilihan biji berdasarkan berat, ukuran dan bentuk benih.
• Berat benih
Penyortiran biji kopi dilakukan denga cara perendaman dalam air. Dari perendaman tersebut maka akan terlihat biji kopi yang mengapung dan yang tenggelam. Biji yang mengapung diambil sebab dimungkinkan bahwa biji kopi terlalu kecil ataupun busuk dan tidak bernas. Biji kopi yang tenggelam, dilakukan pengadukan secara berulang-ulang, dimaksudkan untuk biji yang berta jenisnya lebih kecil dari pada air dapat terlepas dari himpitan, tindihan dari kopi yang berat jenisnya lebih besar air (bernas), sehingga dapat disortir lagi.
• Ukuran benih
Biji kopi yang terlalu besar dan terlalu kecil tidak digunakan sebagai benih. Sebab biji yang terlalu besar dan terlalu kecil mempunyai daya kecambah yang tidak seragam/tidak bersamaan. Bila itu terjadi maka akan menyulitkan proses transplanting (pemindahan kepelan dari bedengan persemaian ke media polybag/pembibitan). Sebagian benih ada yang masih dalam keadaan serdadu dan sebagian lagi kepelan. Padahal syarata transplanting adalah ketika benih sudah dalam bentuk kepelan. Ketidakseragaman kenampakan akan membutuhkan pekerjaan yang nerulang-ulang dalam pemindahan serta penggunaan waktu menjadi tidak efisien. Maka dari itu, benih harus dipilih yang seragam tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil, serta mempunyai beratkurang lebih sama. Benih yang berukuran besar dan berat mengandung cadangan makanan (karbohidrat, lemak, protein dan mineral) lebih banyak dibandingkan benih yang kecil. Sedangkan berat benih berpengaruh terhadap kecepatan pertumbuhan dan produksi, karena berat benih menentukan besarnya kecambah pada saat permulaan dan berat tanaman pada saat dipanen.
• Bentuk benih
Dalam praktikum biji kopi dipilih yang cekungan bagian tengahnya tidak terlalu dalam/datar. Sebab menurut teori bahwa biji yang demikian merupakan jenis kopi lanang dimana dalam satu buah hanya terdapat satu keping lembaga. Jadi biji ini tidak baik digunakan untuk dijadikan benih. Bila itu terjadi maka kopi yang dihasilkan mempunyai keturunan sama dengan induknya dan tidak efisien sebagai biji.
4. Perendaman dengan fungisida
Setelah biji disortasi, benih yang akan disemaikan direndam dalam larutan fungisida selama +/- 5 menit, agar larutan meresap dalam kulit tanduk. Perendaman ini dilakukan untuk mencegah timbulnya jamur saat benih dalam persemaian yang akan menghambat proses perkecambahan.
Penanaman benih dalam media persemaian
Sebelum dilakukan pengecambahan/penanaman benih kopi, bedengan persemaian ditaburkan dengan furadan dan disiram dengan larutan fungisida dan insectisida secukupnya. Hal ini bertujuan agar benih terhindar dari serangan hama dan penyakit, baik berupa nematode, jamur, ataupun semut. Selain itu penyiraman juga dimaksudkan agar media tetap lembab. Selanjutnya dilakukan penanaman benih kopi. Pada dasarnya benih kopi ditanam dengan kedalaman 0,5-1 cm, jarak 3x5 cm. Tetapi pada praktikum benih kopi ditanam dengan kedalam lebih dari yang ditentukan, dan dengan jarak 3x10 cm. Perlakuan yang diberikan tidak sesuai dengan prosedur yang sebenarnya, sehingga memberikan dampak yang nyata pada benih kopi, yaitu benih kopi tidak dapat mencapai stadium serdadu dan kepelan pada waktunya akibat penanaman pada media yang terlalu dalam. Meskipun sifat pasir bersifat porus dan memberikan ruang untuk akar berkembang, tetapi pada kedalaman tertentu akar tidak dapat menjangkaunya. Mengingat butiran partikel dari pasir yang besar dan berat menyebabkan kecambah benih kopi sulit untuk menembus lapisan pasir, kekuatan/daya yang dibutuhkan lebih besar dari yang sebenarnya sehingga dapat memperlambat proses pertumbuhan benih tersebut untuk mencapai permukaan media, dan penerimaan sinar cahaya matahari pun juga terlambat dalam membantu kecambah melepaskan kulit benih pada stadium serdadu untuk mencapai stadium kepelan.
Tempat perkecambahan ini selalu dijaga supaya tetap lembab, hal ini dimaksudkan supaya kelembapan benih-benih tersebut tetap terjaga, di atas yang tertutup pasir tadi ditutup dengan lalang yang dipotong-potong antara 0,5-1 cm, dimaksudkan agar media tetap terjaga kelembapannya dan mengurangi evaporasi (penguapan) untuk mencegah kekeringan media.
Perawatan benih kopi pada bedengan perkecambahan.
Pada bedengan perkecambahan diadakan penyiraman dua kali tiap hari, tepatnya pagi dan sore hari. Tetapi tidak boleh terlalu basah. Karena kalau terlalu basah bisa menyebabkan biji menjadi busuk, selain itu juga dapat mendatangkan serangan jamur. Tetapi hasil yang ditunjukkan dari praktikum bahwa pengupayaan yang dilakukan berbanding terbalik dengan ketetapan sesungguhnya. Terlihat jelas bahwa diatas mulcha ditumbuhi banyak jamur, ini disebabkan karena intensitas penyiraman yang terlalu sering, mulcha yang digunakan pada media terlalu banyak dan kurangnya perkiraan kelembapan media terhadap penyiraman yang dilakukan. Upaya yang dilakukanuntuk mengurangi timbulnya jamur pada media yaitu dengan membuka seluruh mulsa, dan dilakukan penaburan furadan serta penyiraman media dengan larutan fungisida. Kemudian ditutup kembali dengan mulsa, tetapi ketebalannya dikurangi secara bertahap setelah benih mencapai stadium serdadu dan penghilangan seluruhnya setelah mencapai stadium kepelan. Penyiangan (pembersihan rumput) disekitar bedengan persemaian pun juga dilakukan.
Persiapan Bedengan Pembibitan
Hasil Pemetaan
Rencana Bentuk Bangunan
Bangunan Persemaian
Tinggi : 2 (1,8+0,2) meter
Panjang : 5,5 meter
Lebar : 3 meter
Pada bangunan pembibitan yang penulis buat kali ini tidak menggunakan atap blabat sebagai penutup atasnya, melainkan dari jaring plastik berwarna hitam sebanyak 1 lapis. Hal ini bertujuan untuk mengurangi tingkat kelembaban yang terlalu tinggi. Dengan perlakuan ini, intensitas sinar matahari yang diperoleh oleh bibit dengan kondisi demikian kurang lebih 65%. Dengan kondisi benih yang masih berada pada stadium serdadu (sebagian sudah memasuki stadium kepelan) hal ini masih dapat ditoleransi sebab akar sudah terbentuk dengan sempurna.
Pada pembuatan kali ini, penulis hanya menggunakan bangunan pembibitan yang telah dibuat sebelumnya oleh mahasiswa lainnya. Jadi penulis hanya perlu memperbaiki bangunan pembibitan ini dan membuat pemetaan dari bangunan ini. Banyak langkah penyempurnaan dalam perbaikan bangunan ini, antara lain :
• Memperbaiki atap,
• Memberi siku-siku pada setiap sudut bangunan,
• Mengikat kembali bambu-bambu yang berpasangan,
• Dan lain-lain
Bibit-bibit yang telah ditransplanting trsebut kemudian diletakkan berjajar menjadi 4 kolom, setiap kolom berisi sekitar 100 bibit, jarak antar kolom kurang lebih 50 cm untuk memudahkan dalam proses penyiraman maupun perawatan lainnya seperti penyiangan dan pemupukan. Jarak antar polibeg tidak dibuat berimpit, hal ini bertujuan untuk mencegah kemungkinan penularan penyakit dari tanaman yang terserang penyakit. Selain itu, penyiangan dilakukan secara intensif agar lingkungan pembibitan tampak bersih, selain itu juga untuk mengurangi persaingan unsur hara antara tanaman dengan gulma.
Pengamatan Daya Kecambah
Saat Penanaman
∑ benih Exelsa = 200 benih
∑ Benih Robusta = 300 benih
Setelah 42 Hari:
∑ Benih Exelsa = 32 benih
∑ Benih Robusta = 176 benih
Biji ditanam dengan cara dibenamkan pada pasir menghadap ke bawah, artinya bagian punggung di atas, dan bagian perut menghadap ke bawah. Biji yang disemaikan bisa dengan kulit tanduk atau tanpa kulit tanduk. Dalam penanaman lebih baik apabila biji tersebut dilepas kulit tanduknya, sehingga akan lebih cepat tumbuh dan tidak menjadi sarang penyakit. Tempat perkecambahan harus dijaga supaya tetap lembab. Untuk menjaga kelembapan biji-biji tersebut, diatas bedengan yang ditutup pasir tadi diusahakan ditutup dengan mulsa berupa lalang atau jeramih yang dipotong-potong antara 0,5-1 cm, kemudian dilakukan penyiraman 2-3 kali sehari tapi tidak boleh terlalu basah. Karena kalau terlalu basah bisa menyebabkan biji menjadi busuk.
Pada pengamatan hari ke 42 benih yang tumbuh menjadi stadium serdadu hanya sedikit. Hal ini disebabkan karena terlalu dalam ketika membenamkan benih pada media persemaian dan pasir pada media terlalu padat sehingga benih tidak kuat untuk terangkat ke atas. Selain itu, terlalu lembabnya media persemaian menyebabkan media ditumbuhi jamur, benih banyak yang busuk dan mati. Dari 300 benih Robusta yang berhasil tumbuh 176 benih sehingga presentasinya 58,67%. Sedangkan dari 200 benih exelsa yang ditanam, yang tumbuh hanya 32 benih. Presentasi tanaman exelsa yang hidup yaitu 16%, jumlah ini masih sangat kecil, masih di bawah standard daya kecambah benih normal.
Transplanting
Data Tinggi dan Panjang Akar pada Saat Transplanting ( 12 September 2008 )
ROBUSTA
Sample Tinggi (cm) Panjang Akar (cm)
1 4.0 10,9
2 3,1 8.0
3 3,8 11,5
4 2,7 8.0
5 3,5 9,7
EXCELCA
Sample Tinggi (cm) Panjang Akar (cm)
1 4,5 6,7
2 4,0 4,6
3 3,9 5,4
4 4,3 6,4
5 4,6 5,3
Bibit kopi ditransplantingkan ke dalam polibag saat bibit sudah mencapai fase kepelan, daun lembaga sudah membuka dan berwarna hijau. Benih kopi dapat mencapai stadium kepelan sekitar umur 2 – 3 bulan. Tetapi dapat pula terjadi pada usia sekitar 2 bulan bibit beum mencapai fase serdadu. Hal ini dapat disebabkan karena kesalahan pada tahap penyemaian. Kesalahan yang terjadi misalnya adalah pada tahap pemendaman benih yang terlalu dalam.
Pada praktikum ini bibit kopi ditransplantingkan pada usia sekitar 2 bulan. Bibit kopi ekselsa ditransplantingkan masih dalam fase serdadu, sedangkan bibit kopi robusta sudah dalam fase kepelan. Pada robusta rata-rata tingginya tidak berbeda jauh dengan ekselsa yang masih dalam fase serdadu yakni sebesar 4 cm pada robusta dan 5 cm pada ekselsa. Sementara panjang akar rata-rata pada robusta lebih tinggi dari ekselsa, yakni 8,0 cm pada robusta dan 5,3 cm pada ekselsa.
Walaupun sebagian besar bibit masih dalam fase kepelan, terutama ekselsa tetapi usia bibit sudah siap ditransplantingkan melihat bahwa akar bibit sudah cukup panjang untuk dapat ditransplantingkan. Ketika melakukan penanaman dalam media polibag, akar bibit tidak boleh sampai bengkok, karena dapat mengganggu kelancaran akar yang berfungsi dalam menyerap unsur hara sebagai sumber makanan. Selain itu hal yang perlu diperhatikan ialah bibit yang siap ditransplantingkan jangan dibiarkan terlalu lama berada di luar, tetapi segera tanam bibit dalam media polibag Karena apabila terlalu lama di luar, dikhawatirkan bibit layu dan akhirnya mati.
Setelah bibit ditanam di dalam media polibag, media harus segera disiram untuk memadatkan media serta untuk memenuhi kebutuhan air bibit sehingga bibt tampak segar kembali. Tindakan lanjutan yang penting dalam pemeliharaaaan bibit di media pembibitan ialah dengan melakukan pemupukan untuk menambah unsur hara tersedia untuk pertumbuhan dan perkembangan bibit serta untuk memperbaiki struktur tanah dalam polibag dengan cara membenamkan pupuk di sekeliling bibit pada usia 3 bulan dan 5 bulan. Selain itu perlu juga dilakukan penggemburan media secara berkala. Penyiraman tetap perlu dilakukan 1 -2 hari sekali tergantung kelembaban tanah. Sementara penyiangan dilakukan bila ada gulma yang tumbuh di sekitar bibit.
BAB IV. KESIMPULAN
• Benih yang digunakan dalam perbanyakan secara generatif adalah benih yang terseleksi yaitu benih yang memiliki ukuran seragam dan bernas.• Diperlukan pengawasan secara intensif terhadap benih selama masa perkecambahan untuk memperoleh hasil yang maksimal.
• Ada perbedaan yang nyata daya kecambah benih kopi robusta dan excelca, aykni sebesar 58,7% untuk benih kopi robusta dan 16% untuk excelca.
• Penyediaan benih secara generatif dilakukan untuk memperoleh bibit kopi yang memiliki keunggulan tertentu, diantaranya adalah memiliki penampakan yang kokoh.
Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap persemaian antara lain keadaan benih, kelembaban media, dan pengawasan di lapang.
Saya SEKARANG FULFILL BERHARGA KERUGIAN DARI PINJAMAN I GOT DARI LFDS. Saya ingin membawa ini kepada notis orang ramai tentang bagaimana saya menghubungi LFDS selepas saya kehilangan pekerjaan saya dan ditolak pinjaman oleh bank saya dan kewangan lain institusi kerana skor kredit saya. Saya tidak dapat membayar yuran anak saya. Saya tertinggal di atas bil, kira-kira akan dibuang keluar rumah kerana saya tidak dapat membayar sewa saya. Pada masa ini, anak-anak saya diambil dari saya oleh penjagaan angkat. Kemudian saya berikan untuk mencari dana dalam talian di mana saya kehilangan $ 3,670 yang saya dipinjam dari rakan-rakan yang saya telah merobek oleh dua syarikat pinjaman dalam talian. Sehingga saya membaca tentang: Perkhidmatan Pembiayaan Le_Meridian (lfdsloans@outlook.com / lfdsloans@lemeridianfds.com) di suatu tempat di internet, Masih tidak meyakinkan kerana apa yang saya telah lalui sehingga saudara saya yang seorang paderi juga memberitahu saya mengenai skim pinjaman LFDS yang berterusan pada kadar faedah yang sangat rendah sebanyak 1.9 %% dan terma pembayaran balik yang indah tanpa penalti kerana gagal bayar pembayaran. Saya tidak mempunyai pilihan selain menghubungi mereka yang saya lakukan melalui teks + 1-989-394-3740 dan Encik Benjamin menjawab kembali kepada saya Hari itu adalah hari yang terbaik dan paling hebat dalam hidup saya yang tidak boleh dilupakan apabila saya menerima amaran kredit $ 400,000.00 Jumlah pinjaman kami yang dipohon. Saya menggunakan pinjaman dengan berkesan untuk membayar hutang saya dan memulakan perniagaan dan hari ini saya dan anak-anak saya sangat gembira dan memenuhi. Anda juga dapat menghubungi mereka melalui e-mel: (lfdsloans@outlook.com / lfdsloans@lemeridianfds.com) Helaian WhatsApptext: + 1-989-394-3740 Mengapa saya melakukan ini? Saya melakukan ini untuk menyelamatkan seberapa banyak yang memerlukan pinjaman tidak menjadi mangsa penipuan di internet. Terima kasih dan Tuhan memberkati anda semua, saya Oleksander Artem dari Horizon Park BC, Ukraine.
BalasHapus