Pemangkasan Naungan

1.1 Tujuan Instruksional Khusus
• Melakukan pemeliharaan naungan tanaman kopi.
• Melakukan pemangkasan naungan tanaman kopi.
• Melakukan perhitungan HKO pemangkasan naungan tetap tanaman kopi.
1.2 Teori
Tanaman kopi menghendaki intensitas sinar matahari tidak penuh dengan penyinaran teratur. Adanya penyinaran tidak teratur mengakibatkan pertumbuhan tanaman dan pola pembungaan menjadi tidak teratur serta tanaman terlalu cepat berbuah, tetapi produksinya sedikit dan sepat menurun. Oleh sebab itu tanaman kopi memerlukan pohon pelindung/naungan yang dapat mengatur intensitas sinar matahari sesuai yang dikehendaki.
Selain bermanfaat sebagai pengatue sinar matahari, pohon naungan juga bermanfaat lain yaitu sebagai berikut:
1. Pohon naungan menghasilkan bahan organic berupa daun-daun yang dapat menyuburkan tanah.
2. Akar pohon naungan yang mengandung bintil akar dapat menyerap unsure N dari udara sehingga bisa menyuburkan tanah.
3. Pohon naungan mempunyai akar yang dalam sehingga mampu menyerap unsure hara dari bagian dalam. Unsur hara tersebut akan menyuburkan tanah bagian atas sehingga dapat diserap tanaman kopi bila daun-daun naungan gugur dan teruari dalam tanah (recycling).
4. Pohon naungan dapat menahan erosi karena tajuk dan daun yang jatuh dapat menahan terpaan air hujan, sedangkan akarnya dapat menahan butiran-butiran tanah yang hanyut.
5. Tajuk pohon naungan dapat menahan terpaan angin sehingga tanaman kopi terhindar dari kerusakan.
6. Tajuk pohon naungan yang rindang dapat menahan tumbuhnya beberapa jenis gulma sehingga mengurangi biaya pemeliharaan.
7. Tajuk yang rindang bisa membuat udara di bawah pohon menjadi sejuk sehingga pada musim kemarau dapat mengurangi kekeringan.
8. Daunnya bisa dipakai sebagai makanan ternak dan kayunya bisa dipakai sebagai bahan bakar atau keprluan lain.
Agar bermanfaat maka tanaman penaung harus mempunyai syarat-syarat sebagai berikut:
1. Tanaman mudah tumbuh sehingga tidak banyak memerlukan perawatan.
2. Pohonnya tinggi dan bertajuk rindang.
3. Pertumbuhannya cepat, banyak menghasilkan daun. Dan tahan pangkasan.
4. Daunnya cepat membusuk.
5. Perakaran dalam.
6. Batang dan cabang keras sehingga tidak mudah patah.
7. Tidak mudah terserang hama dan penyakit, khususnya yang menyerang tanaman kopi.
8. Tajuk dan akar tidak mengganggu tanaman kopi.
9. Bijinya tidak banyak dan tidak tersebar sehingga tidak tumbuh menjadi gulma.
10. Daunnya bisa dijadikan pakan ternak dan kayunya untuk bahan bakar dan keperluan lain.
11. Tidak bersifat menggugurkan daun, terutama pada musim kemarau.
Gambar 1.1 Pohon Pelindung/naungan pada Tanaman Kopi
Jenis-jenis tanaman naungan antara lain sebagai berikut:
1. Dadap (Erythrina lithosperma)
Saat ini dadap sudah tidak banyak digunakan sebagai naunga tanaman kopi karena pohon ini menggugurkan daun pada musim kemarau. Padahal pada musim kemarau tanaman kopi memerlukan banyak naungan. Disamping menggugurkan daun pada musim kemarau, kayunya tidak begitu kuat serta mudah terserang penggerek batang dan jamur upas yang juga bisa menyerang kopi.
2. Lamtoro (kemlandingan, petai cina, Leucaena sp.)
Semula lamtoro banyak digunakan sebagai naungan tanaman kopi. Pada saat itu hanya ditemukan dua kekurangan yang bisa diatasi. Kekurangan pertama, lamtoro menghasilkan banyak biji yang bisa tumbuh menjadi gulma. Kekurangan ini bisa segera diatasi denag menggunakan lamtoro yang menghasilkan sedikit biji, yaitu Leucaena pulverulenta dan lamtoro hibrida klon L2. Kekurangan kedua lamtoro mudah terserang penyakit akar putih. Kekurangan inipun dapat segera diatasi setelah menggunakan lamtoro yang tahan L. leucocephala sebagai batang bawah dengan L2 sebagai batang atas merupakan tanaman lamtoro yang paling baik hingga saat ini.
Ketenaran lamtoro sebagai pelindung tanaman kopi menjadi pudar setelah pada awal tahun 1986 muncul serangan kutu loncat (Heteropsylla sp.) secara besar-besaran. Kutu ini menyerang semua jens lamtoro hampir di seluruh Indonesia. Serangan kutu loncat banyak menimbulakan kerugian, bukan saja bagi petani kopi, tetapi juga petrnak yang mengandalkan daun tanaman lamtoro sebagai pakan ternak. Gejala pohon yang terserang, yaitu mula-mula pucuk mati karena cairan dihisap oleh kutu, kemudian daun-daun akan berguguran. Bila serangan terus berlanjut, batang tanaman akan mongering dan bisa mengakibatkan kematian.
3. Sengon laut (jeungjeng, Albazia falcate)
Saat ini, sengon laut merupakan alternative pohon pelindung yang paling baik, teritama di dataran tinggi dan daerah kering. Namun, kelemahannya adalh mudah terserang penggerek batang dan kayunya tidak terlalu kuat untuk menahan angin. Untuk mengatasi hal ini biasanya sengon laut ditanam bersamaan dengan lamtoro yang berfungsi sebagai penahan angin sehingga bila terserang kutu loncat tidak akan menimbulakan kerugian besar.
Kelemahan lain adalah sengon laut baru bisa menaungi setelah berumur 3 tahun sehingga harus disiapkan jauh sebelum penanaman kopi. Untuk mengatasi hal ini bisa ditanam tanaman pelindung pembantu yang bisa melindungi tanaman kopi sebelum tanaman pelindung pokok berfungsi.
Pemangkasan tanaman naungan dibagi menjadi dua, yaitu pemangkasan pembentukan tajuk dan pemangkasan pengaturan naungan. Pemangkasan tajuk dimaksudkan untuk mendapatkan ketinggian naungan dan bentuk tajuk yang ideal. Sementara pemangkasan pengaturan naungan untuk memperoleh jumlah naungan yang dikehendaki.
Untuk menjamin adanya sirkulasi udara yang lancer pada pertanaman kopi maka ketinggian naungan yang ideal adalah dua kali tinggi tanaman kopi. Oleh karena itu, pemangkasan pembentukan tajuk dilakukan secara bertahap.
Tahap pertama adalah membentuk naungan untuk tanaman kopi muda. Naungan ini dibentuk mulai ketinggian 1,5 m dengan cara sebagai berikut.
1. Pangkas cabang tanaman pelindung sebelum mencapai ketinggian 1,5 m sehingga pertumbuhannya cenderung meninggi.
2. Pelihara 3 cabang dan pangkas cabang lainnya setelah tanaman mencapai ketinggian 1,5 m. Pelihara cabang yang sehat dan arah pertumbuhannya menyebar. Dengan demikian, akan diperoleh tanaman yang memiliki pertumbuhan ke atas, tetapi juga mempunyai naungan pada ketinggian 1,5-2 m.
3. Pangkas cabang paling bawah bila setiap di atas cabang yang dipelihara tumbuh satu tunas baru yang lebih baik. Namun, bila tunas yang tumbuh ternyata kurang baik dan arahnya tidak menyebar maka tunas tersebut harus dipangkas. Dengan demikian, naungan semakin lama semakin tinggi dan hanya tiga cabang yang dipelihara.
Tahun selanjutnya adalah pembentukan naungan permanen untuk tanaman kopi dewasa, naungan semakin lama semakin tinggi dan hanya tiga cabang yang dipelihara.
Tahap selanjutnya adalah pembentukan naungan permanen untuk tanaman kopi dewasa. Naungan ini dibentuk pada ketinggian 3-3,5 m dengan cara sebagai berikut.
a. Pangkas ujung tanaman naungan setelah mencapai ketinggian sekitar 3 m pada awal musim hujan hingga tersisa 2,5-2,75 m.
b. Pangkas cabang-cabang agar tumbuh cabang baru yang lebih kuat.
c. Jarangkan tunas-tunas tersebut bila tunas baru sudah mulai tumbuh hingga tersisa tiga tunas yangs ehat dan arahnya menyebar. Pemangkasan seperti ini akan mendapatkan naungan pada ketinggian 3-3,5 m.
Pemangkasan unutk membentuk naungan pada tanaman kopi dewasa dilakukan dengan cara memangkas naungan hinggan naungan tidak tersisa. Oleh sebab itu, pemangkasan tidak dilakukan sekaligus, melainkan bergantian (bergiliran) sehingga masih ada naungan yang melindungi tanaman kopi. Pergiliran pemangkasan untuk membentuk naungan pada tanaman kopi dewasa diatur dengan cara sebagai berikut.
Pada awal musim hujan pertama, jumlah tanaman naungan yang dipangkas hanya setengah bagian. Kemudian sisanya dipangkas pada musim hujan tahun berikutnya.
Bila arah angin tegak lurus terhadap barisan tanaman maka tanaman yang dipangkas pada awal musim hujan pertama terletak pada satu baris yang sama. Namun, bila arah angin serong terhadap barisan tanaman maka tanaman yang dipangkas pada awal musim hujan pertaman letaknya berselang-seling pada baris yang berlainan.
Setelah cabang dibentuk melalui pemangkasan pembentukan tajuk, tanaman peliindung masih harus dipangkas lagi agar tajuk tidak terlalu rimbun. Tajuk yang terlalu rimbun akan berpengaruh buruk pada tanaman kopi, antara lain tanaman enggan berbunga, daunnya melebar, mudah terserang hama dan penyakit, serta ruas-ruas cabangnya memanjang. Sinar (intensitas) matahari untuk tanaman kopi bekisar antara 10-50%. Jumlah tersebut tergantung pada iklim dan jenis kopi. Di daerah lembab dan banyak hujan, tanaman kopi tidak membutuhkan banyak naungan.
Pemangkasan pengaturan naungan biasanya dilakukan pada awal dan akhir musim hujan. Hasil pangkasan tanaman pelindung tidak perlu dibuang karena bisa dimanfaatkan sebagai mulsa, makanan ternak, ppuk hijau/kompos, atau ditumpuk di tepi-tepi tebing teras untuk menahan erosi. Pemangkasan pengaturan naungan dilakukan dengan cara sebagai berikut.
o Pada awal musim hujan, 50% dari jumlah tanaman pelindung dipangkas cabangnya hingga tersisa 25-50 cm (untuk lamtoro) atau 50-75 cm (untuk sengon laut). Sebagian tanaman naungan lainnya secara bergiliran dipangkas pada musim hujan tahun berikutnya. Tanaman yang tidak dipangkas hanya dikurangi ranting-ranting yang tidak perlu sehingga naungan tetap menghasilkan intensitas matahari 10-50%.
o Ranting-ranting yang tumbuh selama musim hujan dipangkas pada akhir musim hujan untuk merangsang pembentukan kuncup (primordial) bunga kopi.
BAB II. METODOLOGI
2.1 Tempat dan Waktu
Hari/tanggal : Rabu, 3 Desember 2008
Tempat : Kebun Koleksi Politeknik Negeri Jember
2.2 Alat dan Bahan
Alat : Parang, tangga, stopwatch, buku catatan.
Bahan : Pohon naungan kopi.
2.3 Prosedur Kerja
• Siapkan alat dan bahan.
• Lakukan pemangkasan naungan tanaman kopi sesuai dengan instruksi dari teknisi.
• Hitunglah waktu yang diperlukan untuk melakukan pemangkasan naungan.
• Hitung HKO dan konversi ke dalam areal 1 ha.
BAB III. HASIL PENGAMATAN
Waktu yang diperlukan diperlukan untuk menyelesaikan pemangkasan:
Jumlah tanaman = 4 tanaman
Pekerja = 3 orang
Waktu = 6,5 mnt/tan
Dalam 1 ha = 6,5 mnt/tan x 200 tan = 1300 mnt = 21,6 jam
HKO = 21,6 jam/5 = 5 HKO
Biaya = 5 HKO x Rp. 15.000,00 = Rp. 75.000,00
Mandor = Rp. 25.000,00
Jumlah = Rp. 100.000,00
BAB IV. PEMBAHASAN
Tanaman kopi adalah tanaman loved shading atau tanaman yang hidupnya memerlukan naungan. Tetapi naungan tidak boleh dibiarkan terlalu rimbun karena akan menimbulkan lingkungan yang terlalu gelap sehingga respon tanaman budidaya terhadap pemupukan akan berkurang.
Kebaikan/kegunaan pohon naungan antara lain:
1. Mengurangi penyinaran langsung, hingga dengan demikian humus tidak akan cepat hilang.
2. Mengurangi erosi.
3. Mencegah embun upas (frost) pada daerah-daerah tinggi.
4. Sebagai bahan sumber organic.
5. Mengurangi pertumbuhan rumpai.
6. Sumber bahan bakar, ini diperlukan nanti pada saat pengeringan kopi.
Kemudian keburukannya:
1. Saingan air dan zat hara.
2. Mengurangi rangsangan pembungaan.
3. Perlu pemeliharaan dan pengaturan.
4. Kadang-kadang menjadi inang hama/ penyakit.
Pemangkasan merupakan salah satu tindakan pengaturan tanaman naungan yang bertujuan untuk:
1. Memberi cahaya matahari
- Untuk merangsang pembentukan Primordia bunga.
- Primordia bunga terbentuk pada akhir musim penghujan dan awal musim kemarau atau antara bulan April, Mei, Juni.
2. Mempermudah peredaran udara dalam pertanaman
- Bila cabang pohon pelindung terlalu rendah dan rimbun, udara akan sukar beredar.
- Peredaran udara penting untuk penyerbukan, terutama sekali bagi tanaman kopi jenis robusta yang memerlukan penyerbukan silang.
3. Mengurangi kelembaban udara selama musim penghujan.
- Bila terlalu lembab maka akan mengakibatkan banyak buah yang gugur. Biasanya akan mencapai 20-30%.
- Untuk mencegah agar pertumbuhan cabang-cabang primer tidak lemah.
Tanaman naungan diusahakan agar cabangnya paling rendah adalah dua kali dari pohon kopi sehingga dengan demikian semakin tinggi pohon kopi tersebut, maka semakin tinggi pula cabang pohon naungan itu dipangkas. Hal ini bertujuan untuk memperlancar peredaran udara.
Untuk pertanaman kopi dewasa, tinggi percabangan pohon naungan harus berkisar antara 3,0-3,5 m. Letak cabang harus menyebar, supaya mahkota lebih melebar dan member cahaya diffus.
Pemangkasan pohon naungan harus dilakukan tepat pada waktunya, sebab kalau tidak tepat dapat merugikan produksi kopi pada tahun berikutnya. Pemangkasan dilakukan pada permulaan dan akhir musim penghujan, bila perlu dapat ditengah-tengah musim penghujan, misalnya bila keadaan sangat gelap. Pemangkasan permulaan musim penghujan bermaksud untuk memungkinkan tanaman kopi memperoleh cahaya lebih banyak. Akibatnya pertumbuhan tanaman kopi akan lebih kuat dan sehat, cabang-cabang itu nantinya sebagai pembawa buah.
Jika musim penghujan kurang menerima sinar matahari, karena keadaan sangat gelap, maka mudah terserang jamur upas.
BAB V. KESIMPULAN
Berdasarkan kegiatan praktikum dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
Ø Pohon naungan tidak boleh dibiarkan terlalu rimbun karena menimbulkan lingkungan yang teralu gelap dan lembab yang tidak baik untuk produktivitas tanaman kopi.
Ø Pemangkasan pohon naungan diperlukan untuk mengatur pohon naungan sehingga akan memberikan hasil yang optimal bagi produksitivitas tanaman kopi.
Ø Pemangkasan pohon naungan bertujuan untuk memberi cahaya matahari, mempermudah peredaran udara dalam area pertanaman, dan mengurangi kelembaban udara di musim penghujan.
Komentar
Posting Komentar