Kopi Indonesia

Menurut data tahun 2000 yang dihimpun oleh Asosiasi Ekspor Kopi Indonesia (AEKI) dan Deperindag, jumlah total ekspor kopi yang dipasarkan mencapai 306.865 ton untuk jenis robusta, 27.187 ton arabika, 3.886 ton kopi tanpa kafein dan 176 ton kopi bubuk. Sedangkan jenis lainnya sekitar 1.263 ton kategori biji dan 1.510 ton kategori bubuk. Negara yang dituju yakni Timur Tengah, Uni Eropa, Amerika Serikat, dan Asia Timur.
West_Sumatera_Highland_ArabicaProduk-produk kopi yang diekspor tersebut kemudian mengalami re-package dan sekaligus di 'branding' sedemikian rupa sehingga ketika kembali ke negeri asalnya, harga kopi yang telah dikemas ini bisa melambung 300% dari harga normalnya. Perjalanan panjang tersebut telah membalikkan Indonesia dari pengasil kopi (pengekspor) menjadi pengimpor kopi yang juga termasuk salah satu terbesar.
Keadaan seperti ini memang tidak bisa disalahkan tetapi justru keadaan ini menuntut kita untuk bisa 'belajar' dari luar untuk segala aspek sehingga kopi-kopi yang kita miliki dapat dinikmati dengan harga yang terjangkau dan dengan kualitas yang dapat bersaing. Pengolahan kopi yang dilakukan secara terbaik membutuhkan sebuah seni dan pengetahuan yang mendalam tentang karakter kopi.
Mempelajari kopi bukan seperti mempelajari minuman wine -- semakin banyak yang Anda tau, maka semakin berpengalaman Anda. Kopi memiliki kompleksitas yang lebih tinggi dan terkadang rasa adalah individual dan abstrak. Kemampuan 'membaca' rasa adalah kemampuan yang dituntut apabila Anda ingin menguasai kopi. Sementara proses menuju rasa tersebut pun harus mengikuti beberapa persyaratan yang ketat sebelumnya seperti proses picking, grading, roasting, dan packaging.
Pengetahuan-pengetahuan seperti ini bukanlah tidak mungkin dipelajari dan diusahakan. Di Kedai Kopi kami senantiasa mempelajarinya demi memajukan dan mengangkat derajat kopi Indonesia yang sangat boleh Anda bandingkan dengan kopi dari luar.
Komentar
Posting Komentar